Bandara Blimbingsari di Banyuwangi, kini
dilengkapi dengan pelayanan bus Damri. Pengoperasian dua bus bandara tersebut
diresmikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Soeroyo
Ali Moeso, Rabu, 22 Mei 2013. Bus tersebut akan menjadi penghubung antara
bandara, pelabuhan, dan stasiun di Banyuwangi.
Bus tersebut dibeli melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun 2013 dengan anggaran Rp 1,2 miliar. Bus bandara hadir
dengan Hino tipe Dutro tahun pembuatan 2012. Setiap bus berkapasitas 17 tempat
duduk, dilengkapi fasilitas reclining seat, AC, Audio/Video, serta Wi-Fi.
Bus bandara ini merupakan hasil sinergi antara
Kementerian Perhubungan, Perum Damri, dan PT Telkom Indonesia Tbk. Peluncuran
bus bandara itu dihadiri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Dirjen
Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Soeroyo Ali Moeso dan Dirut PT
Telkom Tbk Arief Yahya.
Soeroyo mengatakan, konektivitas sangat penting
untuk meningkatkan kinerja sektor transportasi sebagai penyangga utama sistem
logistik nasional. Konektivitas yang bagus akan mengefisienkan ekonomi.
"Jika konektivitas bagus, tidak ada
bottleneck di antara sentra arus barang dan orang seperti bandara, pelabuhan,
maupun stasiun. Ini meningkatkan daya dorong sektor transportasi untuk
menggerakkan perekonomian," kata Soeroyo. Penyeberangan dari Ketapang akan terintegrasi dan
mandiri, serta menjadi sistem utuh. "Ke depannya, jumlah bus akan ditambah
menyesuaikan banyaknya jam penerbangan di Banyuwangi," tambah Soeroyo.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Banyuwangi Nur Agus Suharto mengatakan, bus bandara ini adalah
fasilitas penunjang moda transportasi bandara. "Selama ini calon penumpang
pesawat masih banyak yang menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai ke
bandara. Bus ini diharapkan sebagai solusi transportasi ke bandara,"
kataAgus.
Pemberangkatan bus ini, kata Agus, menyesuaikan
jadwal penerbangan Surabaya-Banyuwangi. Untuk saat ini, setiap bus berangkat
mulai pukul 07.00 WIB, sesuai jadwal penerbangan maskapai Lion Air yang
berangkat pada 10.00 WIB. "Tarifnya Rp 20 ribu per orang," kata Agus.
Ada dua rute yang disediakan, yakni rute ke arah utara, menuju Terminal
Sritanjung-Stasiun Ketapang-Penyeberangan Ketapang -Terminal Brawijaya-dan
bandara. Sedangkan rute untuk jalur
selatan adalah Terminal Genteng-Jajag-Srono-bandara.
Sementara itu, Bupati Anas menyatakan, bus bandara
ini bentuk komitmen membangun insfrastruktur awal pendirian terminal terpadu di
Banyuwangi. Terminal terpadu tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 5
hektar yang akan berfungsi sebagai penghubung antarmoda transportasi, yaitu transportasi
darat, laut, dan udara.
Lokasinya direncanakan di sekitar Stasiun
Ketapang. Saat ini pendirian terminal terpadu sudah memasuki tahapan pembuatan
masterplan setelah kajian kelayakannya selesai. "Pembangunannya akan
memakai dana APBN. Akan mulai dikerjakan 2014," kata Anas. Kehadiran
terminal terpadu tersebut juga untuk menunjang keberadaan kawasan industri di
Banyuwangi.
sumber : Tempo, Antarajatim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar