Di balik keindahan alam Gunung Ijen, ada yang mengusik rasa penasaran para wisatawan asing yang berwisata ke gunung penghasil belerang tersebut. Apa itu?
Di Pos Paltuding Ijen, ada sejumlah warung yang berdiri
menjajakan makanan. Diantara semuanya, warung milik Bu Imron-lah yang menjadi
pelopor. Warung pedagang asal Dusun Jambu Desa Tamansari Kecamatan Licin, Banyuwangi,
sudah berdiri jauh hari sebelum Ijen naik daun.
"Saya sudah 15 tahun berjualan di sini, sebelum ada
warung-warung lainnya," ungkap Bu Imron, Minggu (31/3/2013).
Nah, di warung Bu Imron ini ada jajanan yang paling diburu
para turis asing. Ya, jajanan itu ternyata pisang goreng. Wanita berusia 43
tahun ini mengenalkan ke wisatawan mancanegara dengan sebutan "Hot
Banana".
Kenapa disebut "Hot Banana"?. Perempuan yang akrab
disapa Bu Im dan mengaku tidak tamat SD ini punya jawabannya.
"Pisang itu bahasa Inggrisnya Banana. Kalau Panas itu
kan Hot. Saya belajar dari guide yang sering nongkrong di sini loh. Jadi,
Pisang goreng ya Hot Banana," urainya dengan percaya diri sembari tertawa.
Penjelasan polos ini kerap mengundang senyum dan tawa renyah
siapa saja yang mendengarnya. Memang para pedagang di kawasan Ijen tidak
membekali diri dengan kemampuan berbahasa asing yang memadai. Mereka hanya
belajar secara otodidak dari para guide atau para turis asing yang bisa
berbahasa Indonesia.
Meski demikian, kini "Hot Banana" menjadi tagline
bagi warung Bu Im. Dan sukses menjadi jurus marketing, menarik minat wisatawan
asing untuk menikmati kudapan di warung tersebut. Terbukti, warung itu selalu
menjadi jujugan para turis sebelum atau sesudah mendaki ke puncak kawah Ijen.
Tak jarang, turis juga penasaran dengan cara membuat Hot
Banana. Bila sudah demikian, perempuan ramah tersebut dengan senang hati akan
mengajarinya. Dan itu tanpa dipungut biaya. Hasilnya, jajanan asli Indonesia
itu mulai dikenal dan digemari di luar negeri khususnya Eropa.
"Ada turis dari Jerman, Belanda, Prancis, Spanyol dan
lainnya mengirimi surat ke saya, kalau mereka sudah bisa membuat "Hot
Banana" dan sering membuat bersama teman-temannya di sana," tutur Bu
Imron bangga dan menunjukkan foto teman-teman bulenya yang dimaksud.
Selain turis Eropa, "Hot Banana" rupanya juga
digemari wisatawan dari China. Biasanya selepas mendaki ke kawah Ijen,
wisatawan China akan memborong "Hot Banana" untuk bekal perjalanan
selanjutnya.
"One hot banana, one thousand," ujar Bu Imron saat
ditanya sepasang turis asal Australia, berapa harga sepotong Hot Banana
buatannya.
Tanpa disadari, peran Bu Imron tidak hanya sekedar untuk
mengais rezeki di Gunung Ijen. Namun juga memberikan kesan mendalam dan
membekas bagi para wisatawan asing pasca berkunjung. Yang mungkin saja menjadi
promosi bagus secara getok tular di negara asal mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar