BANYUWANGI RAIH INDONESIA DIGITAL SOCIETY AWARDS 2013

Kabupaten Banyuwangi raih penghargaan Indonesia Digital Society Award 2013.
Program Digital Society (Diso) membawa Kabupaten Banyuwangi mendapat penghargaan Indonesia Digital Society Award (IDSA) 2013, sebagai The Pioneer of Digital Society untuk kategori Government.

IDSA ini diadakan Markplus inc dan didukung Menkominfo serta Telkom Indonesia. IDSA menilai, Pemkab Banyuwangi mempunyai peran aktif dalam membangun Diso. Selain penghargaan, Banyuwangi juga menerima certificate of achievementkategori overall/society sebagai peringkat 15. Penghargaan bergengsi itu rencananya akan diberikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada Selasa (30/4), di Jakarta.

Ketua IDSA Farid Subhkan menjelaskan, kriteria penilaian IDSA didasarkan pada empat aspek, yakni initiative, leadership, usership dan benefit. Mengapa Banyuwangi mendapatkan penghargaan ini? Dengan menasbihkan diri sebagai Kota Digital pertama di Indonesia, Pemkab Banyuwangi mampu mendigitalkan semua pelayanan publik. ”Berbagai aplikasi yang tengah dan akan dikembangkan, mulai dari e-office, ehealth, e-education serta smart zakat, kami yakin pemkab bisa mengintegrasikan berbagai layanan dengan praktis dan efisien,” kata Farid.

Terkait certificate of achievement, kata Farid, Banyuwangi memiliki keunggulan overall/ society. Banyak ditemui kegiatan masyarakat yang bersentuhan langsung dengan teknologi. Mulai dari layanan digital ke sekolah, ribuan hotspot di area publik, hingga pelatihan pemasaran UMKM online. ”Ini pula yang memberikan indeks yang besar kepada Banyuwangi, dan terpilihnya Banyuwangi,” tandasnya. 

Penghargaan IDSA selain diberikan pemerintah juga diberikan pada lembaga pendidikan, lembaga pelayanan kesehatan, dan UKM Swasta atau masyarakat.
Atas penghargaan tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, instrumen teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah kebutuhan wajib untuk menghadapi tantangan zaman.

"Dalam dunia yang semakin tanpa batas, borderless, semua orang bisa mengakses pengetahuan, mencari inspirasi bisnis, hingga mengembangkan dunia usaha melalui internet," terang Anas dalam siaran pers, Selasa (30/4/2013).

Dari sisi pemerintah daerah, Pemkab Banyuwangi memanfaatkan instrumen TIK untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. "Kami mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis TIK untuk memacu kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Ada dua pilar yang kami bangun, yaitu pengelolaan sistem informasi manajemen dan peningkatan pelayanan publik dengan menggunakan instrumen TIK," beber Anas.

Anas mengatakan, penanda utama kondisi masyarakat saat ini, khususnya anak muda, adalah selalu terkoneksi (connected) satu sama lain melalui internet.
"Hubungan antara pemerintah daerah dan warga masyarakat semakin horizontal, semakin mendatar. Pola komunikasi berbasis TIK antara pemerintah daerah dan warga masyarakat akan mampu mengefisienkan birokrasi sekaligus mempercepat penyelesaian problem-problem kehidupan publik," jelas Anas.

Di Banyuwangi saat ini telah terpasang 1.100 titik wifi diBanyuwangi dari target 10.000 titik hingga tahun 2014. Instrumen TIK telah digunakan untuk pengembangan berbagai sektor kehidupan di Banyuwangi, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, keagamaan khususnya pembayaran zakat, hingga berbagai macam pelayanan pemerintah daerah ke masyarakat.

Anas menambahkan, penggunaan TIK juga diharapkan mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Mengutip Laporan Networked Society City Index (2012), TIK telah terbukti mampu menjadi stimulus bagi pertumbuhan bisnis di banyak kota di dunia. Dorongan TIK terutama pada rangsangan bagi timbulnya inovasi dan model kewirausahaan baru.

"Dunia usaha di Banyuwangi, terutama yang masih berada pada skala mikro, kecil, dan menengah (UMKM), kami dorong menggunakan instrumen TIK," ujar Anas.


sumber : Sindo, detik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
Adbox

@templatesyard