Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bayuwangi, Jawa Timur, mengumumkan peningkatan jumlah wisatawan ke daerah itu sepanjang tahun lalu. Kepala Bidang Pariwisata, Dariharto, menjelaskan jumlah wisatawan sebanyak 874.285 orang. Hanya 5.502 orang di antaranya wisatawan mancanegara. Dua tahun lalu jumlah wisatawan sebanyak 802.448 orang. "Naik sekitar 8 persen," katanya, Kamis, 17 Januari 2013.
Menurut Dariharto, wisatawan mancanegara terbanyak dari Eropa, seperti Prancis, Belanda, dan Spanyol. Selain itu wisatawan dari Australia, Cina, dan Hong Kong juga mulai meningkat.
Dari 25 obyek wisata di Banyuwangi, tiga di antaranya menjadi tujuan wisata favorit, yakni Gunung Ijen, Pantai Plengkung, di kawasan Taman Nasional Alas Purwo, dan Pantai Sukamade. Tahun 2013 ini Pemerintah Banyuwangi menjadikannya sebagai ikon wisata. Bahkan Desember 2012 lalu, Pemerintah Banyuwangi dan Kementerian Kehutanan pada menandatangani kerja sama pengelolaannya sebagai obyek ecotourism.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi, Chuk Sugiyono, mengatakan pengelolaan wisata belum terintegrasi antara stake-holder dengan pemerintah daerah sehingga program belum terpadu.
Pemilik jasa wisata Banyuwangi Information Corner, Kisma Donna Wijaya, mengkritik minimnya fasiltas, termasuk tempat sampah sehingga banyak obyek wisata yang kotor. Selain itu pusat informasi pariwisata hanya ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Kisma mengatakan informasi potensi wisata harus ditempatkan di tempat-tempat strategis, seperti pelabuhan, stasiun kereta api, dan terminal. Bahkan pusat informasi wisata juga harus ada di desa-desa. Selain memudahkan wisatawan, pun berfungsi untuk mengedukasi warga desa agar mendapatkan pengetahuan mengenai dunia pariwisata. "Pemerintah harus memberikan kesempatan kepada warganya untuk mendirikan pusat informasi wisata sendiri," ujarnya.
Menurut Dariharto, wisatawan mancanegara terbanyak dari Eropa, seperti Prancis, Belanda, dan Spanyol. Selain itu wisatawan dari Australia, Cina, dan Hong Kong juga mulai meningkat.
Dari 25 obyek wisata di Banyuwangi, tiga di antaranya menjadi tujuan wisata favorit, yakni Gunung Ijen, Pantai Plengkung, di kawasan Taman Nasional Alas Purwo, dan Pantai Sukamade. Tahun 2013 ini Pemerintah Banyuwangi menjadikannya sebagai ikon wisata. Bahkan Desember 2012 lalu, Pemerintah Banyuwangi dan Kementerian Kehutanan pada menandatangani kerja sama pengelolaannya sebagai obyek ecotourism.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi, Chuk Sugiyono, mengatakan pengelolaan wisata belum terintegrasi antara stake-holder dengan pemerintah daerah sehingga program belum terpadu.
Pemilik jasa wisata Banyuwangi Information Corner, Kisma Donna Wijaya, mengkritik minimnya fasiltas, termasuk tempat sampah sehingga banyak obyek wisata yang kotor. Selain itu pusat informasi pariwisata hanya ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Kisma mengatakan informasi potensi wisata harus ditempatkan di tempat-tempat strategis, seperti pelabuhan, stasiun kereta api, dan terminal. Bahkan pusat informasi wisata juga harus ada di desa-desa. Selain memudahkan wisatawan, pun berfungsi untuk mengedukasi warga desa agar mendapatkan pengetahuan mengenai dunia pariwisata. "Pemerintah harus memberikan kesempatan kepada warganya untuk mendirikan pusat informasi wisata sendiri," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar