Kepala
Bidang Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,
Suryono Bintang Samudera, mengatakan, 1.000 hektare tambak udang vaname di
wilayahnya akan direvitalisasi tahun ini.
Menurut
Suryono, revitalisasi tambak udang itu meliputi perbaikan infrastruktur dan
peningkatan teknologi dari tradisional menjadi intensif. "Dana
revitalisasi Rp 5 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,"
kata Suryono kepada wartawan, Rabu, 16 Januari 2013. Program serupa dilakukan
di Banten dan Jawa Barat.
Suryono
mengatakan, sasaran revitalisasi meliputi tambak yang mangkrak serta tambak
yang dikelola secara tradisional. Total area tambak yang mangkrak seluas 300
hektare. Tambak-tambak tersebut mangkrak pasca-serangan virus white spote, yang
mematikan hampir seluruh udang petani pada tahun 1991-1995.
Banyuwangi
memiliki tambak udang vaname seluas 1.380 hektare dengan produksi 10 ribu ton
per tahun. Produksi udang di Banyuwangi mampu menyumbang 30 persen dari
kebutuhan di Provinsi Jawa Timur, yang mencapai 30 ribu ton setahun.
Revitalisasi
tambak udang tersebut merupakan program Kementerian Kelautan dan Perikanan guna
meningkatkan produksi udang. Pemerintah menargetkan luas tambak yang
direvitalisasi mencapai 180.884 hektare. Tambak-tambak ini terletak di pantai
utara Pulau Jawa dan tersebar pada 22 kabupaten di Provinsi Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Sepanjang 2011, produksi tambak tersebut mencapai
400 ribu ton.
Ketua Shrimp
Club Indonesia Banyuwangi, Hardi Pitoyo, mendukung revitalisasi tambak
tersebut. Namun, menurut dia, revitalisasi tidak hanya pada perbaikan
infrastruktur, melainkan juga memberikan modal.
Hardi
mengatakan, selama ini minat petani untuk membudidayakan udang vaname masih
cukup rendah karena butuh modal besar. Untuk membangun satu kolam, kata dia,
membutuhkan modal sedikitnya Rp 30 juta. "Kami butuh investasi baru untuk
mendongkrak produksi udang," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar