![]() |
Ilustrasi |
Sigit-sapaan akrabnya-melihat capung itu saat
hunting foto beberapa waktu lalu untuk kepentingan riset. Awalnya tidak
disadari bila capung yang dibidik dengan kamera itu adalah capung langka. Dia
baru menyadari setelah konsultasi ke peneliti capung asal Inggris Rory Dow dan
Vincent Kalkman, Belanda.
Menurut kedua peneliti itu, Capung jenis ini sejak
1940-2013 belum pernah terdokumentasikan. Dan kemungkinan besar foto capung
hasil jepretan Sigit, gambar pertama untuk capung yang hampir punah tersebut.
Dan capung Amphieaschna Ampla itu ditemukan di Banyuwangi.
"Istilah ilmiah ini new rekor dan capung ini
(Amphieaschna Ampla) saya temukan di Banyuwangi. Deskrispsi capung ini juga
belum ada," ungkap pria asal Solo yang juga Ketua IDS, pada wartawan,
Minggu (27/1/21013).
Dia menjelaskan, kondisi hutan dan alam Banyuwangi
masih sangat terjaga dengan baik membuatnya sangat yakin bahwa alam hutan
banyuwangi menyimpan keragaman capung yang kaya. Secara teoritis, keberadaan
capung erat kaitannya sebagai bio indikator sebuah lingkungan. Baik perairan
atau hutan.
"Capung yang saya temukan itu akan hanya bisa
hidup di wilayah perairan dan hutan bersih dan baik, dan alam Banyuwangi
memiliki kedua hal tesebut," tegasnya sembari mengingatkan pentingnya
menjaga lingkungan.
Sayangnya, foto Amphieaschna Ampla punya Sigit
belum bisa dipublikasikan. Dia beralasan foto tersebut masih diperlukan untuk
kepentingan riset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar