Pebalap dari Hongkong China Team, Ki Ho Choi, merajai
Etape kedua Banyuwangi Tour De Ijen yang menempuh jarak 147,8 kilkometer dengan
catatan waktu 4 jam 23 menit 59 detik.
Choi mengalahkan mengalahkan, pebalap Spanyol
Oscar Pujol Munoz dari Polygon Sweet Nice (PSN) Surabaya yang harus puas di
posisi kedua, dan Nur Amirul Fakhruddin Mazuki dari Terenggenu Cycling Team
(TCM) Malaysia, yang berada di posisi ketiga.
Dengan hasil tersebut, Choi berhasil merebut
posisi puncak klasemen dengan catatan waktu 7 jam 28 menit 25 detik dan berhak
mengunakan kaos kuning sebagai tanda pimpinan lomba. Sedangkan pembalap terbaik
Indonesia masih dipertahankan oleh Hari Fitrianto dari Tim Tanggerang Selatan
dengan catatan waktu 7 Jam 31 menit 41 detik.
Sejumlah pebalap di etape 2 Banyuwangi Tour De
Ijen (BTDI) bergelimpangan usai memasuki garis finish. Bahkan Tonton Susanto,
rider dari Tim BRCC (Banyuwangi Road Cycling Club) harus dilarikan ke rumah
sakit.
Tonton disebut mengalami kejang-kejang. Kejadian
tersebut berlangsung saat rider nasional ini dalam perjalanan turun Gunung Ijen
bersama rombongan timnya.
Banyak pebalap lainnya juga mengalami kelelahan.
Bahkan beberapa diantaranya pingsan. Ada juga pebalap yang terpaksa diinfus
karena dehidrasi.
"Bupati Banyuwangi hebat memilih rute. Tapi
saya tidak kapok, tahun depan saya akan ikut lagi," kata Bambang Suryadi,
pebalap Tim PBL Probolinggo.
Bambang sendiri sempat mendapatkan perawatan medis
akibat mengalami Hypoxemia. Gangguan ini diakibatkan minimnya oksigen di
dataran tinggi, serta kelelahan dan presure dehidrasi.
Meski demikian dia menyabet posisi tiga untuk
kategori Stage Best Indonesian Rider.
"Banyak yang mengalami presure dehidrasi
karena mengalami kelelahan yang tinggi," jelas dr. Oktri Tamara, Anggota
Tm Medis BTDI ditemui.
Menurut pebalap Malaysia, Nur Amirul Fakhruddin Mazuki,
20 kilometer jelang finish jalurnya sangat menantang, terutama 6 kilometer
menuju finish.
"Treknya sangat menantang dan sangat tinggi.
Ini merupakan perlombaan terberat," ungkap Nur Amirul.
Selain cuaca yang terik, medan yang berat membuat
para pebalap mengeluarkan energi lebih. Khususnya medan menuju finish di
Paltuding, Gunung Ijen, yang penuh tanjakan esktrim kombinasi kelokan tajam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar