Banyuwangi Jazz Festival (BJF) yang
digelar untuk pertama kalinya di Gedung Seni Budaya (Gesibu), Sabtu malam
(17/11/2012) berlangsung meriah. Gedung dengan kapasitas 2000 orang itu nyaris
penuh.
Suasana yang sempat serius ketika
Riza Arshad tampil bersama kelompok seni Arum Semi, mulai mencair saat
Syaharani mengisi panggung. Penyanyi asal Malang ini mampu menghangatkan
atmosfer yang sempat membuat penonton jenuh menunggu hingga beberapa menit
ketika kru sound system menata panggung usai Riza Arshad pentas.
Syaharani mengisi pentas dengan
komposisi andalannya, Kemareen. Lagu dengan ritme yang ngebeat membuat penonton
makin asyik menikmati pentas jazz malam itu. Penyanyi yang akrab disapa Rani
ini menghadirkan pula lagu Tersiksa Lagi, dan I Need Your Love So Bad.
Syaharani yang aktif berinteraksi
dengan penonton juga membawakan lagu You Only Live Twice, dan dipungkasi lagu
Sayang, Sayang, Sayang.
“Saya terakhir ke Banyuwangi 20 tahun
silam. Jadi waktu diminta tampil di kota ini, yang terbayang adalah kota yang
sepi. Tapi, semua bayangan saya sirna melihat perkembangan Banyuwangi yang luar
biasa,” begitu pujinya.
Artis yang akrab disapa Rani ini
menambahkan, “Saya pasti akan kembali kemari, meski tidak untuk menyanyi
saya akan hiking ke Gunung Ijen. Selama ini saya penasaran dan malu, belum
pernah lihat kawah Ijen,” cetus Rani.
PADUAN MUSIK ETNIK DAN JAZZ
Di
bagian lain, tampilan musik etnik Banyuwangi yang dipadukan dengan jazz,
ternyata mampu memikat para penonton Banyuwangi Jazz Festival 2012.
Menurut Riza, musik etnik Banyuwangi sangat terbuka untuk dipadukan dengan banyak jenis musik lain. Ia pun mengaku kagum dengan musik etnik Banyuwangi. ''Selama ini saya hanya berkolaborasi dengan musik khas Sunda. Ternyata, Indonesia sangat kaya akan produk budaya musiknya,'' kata pemusik yang pernah membentuk grup Rara Ragadi ini.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengaku ingin membawa musik etnik Banyuwangi ke dimensi yang lebih eksklusif dan berkelas sebagai upaya mempromosikan musik Banyuwangi. ''Selain itu, agar masyarakat Banyuwangi tidak hanya mengenal kendang kempul saja,'' ujarnya.
Abdullah juga mengaku akan sangat terbuka kepada semua pemusik mana pun yang berniat memadukan musik etnik Banyuwangi. ''Ini sebagai bentuk akulturasi budaya tradisional dengan budaya modern dalam bermusik,'' tambahnya.
sumber: Tribunnews, Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar