![]() |
ilustrasi |
Dari semua kasus rata-rata korbannya adalah nasabah bank. Diduga modus operandi komplotan spesialis ini yakni mengintai, membuntuti dan terakhir eksekusi korban disaat lengah. Yang mengherankan, para pelaku tahu betul posisi barang berharga terutama uang tunai korban diletakkan.
Indikasinya adalah waktu yang sangat singkat saat pelaku melakukan eksekusi. Total kerugian yang diderita korban bervariasi. Antara Rp 10 juta hingga Rp 100 juta. Semisal kasus yang terjadi di lingkungan Kertosari Kecamatan Kota Banyuwangi, menjelang hari raya Idul Fitri kemarin.
Korban saat itu harus meratapi uang tunai Rp 100 juta miliknya digondol pelaku. Belum lagi kasus yang menimpa seorang pejabat Dinas Pendidikan Banyuwangi. Laptop serta uang belasan juta dirampok setelah kaca mobilnya dipecah kawanan penjahat.
Ironisnya, tak satupun deretan kasus tersebut yang bisa diungkap Polres Banyuwangi. Kapolres Banyuwangi, AKBP Nanang Masbudi mengakui bila diwilayah hukumnya marak kasus tersebut. Dan semua masih menjadi pekerjaan rumah bagi Polres Banyuwangi.
"Kami berusaha mengungkap PR ini, doakan bisa terungkap," kata Kapolres Nanang, saat dikonfirmasi melalui SMS kepada detiksurabaya.com, Jumat (12/10/2012).
Informasi lain menyebutkan, polisi kesulitan mengungkap kasus ini karena para pelaku perampokan modus pecah kaca mobil diduga berasal dari luar daerah. Warga masyarakat berharap polisi segera bisa menangkap para pelaku yang aksinya terbilang profesional ini.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar