Sudah saatnya kita memutar arah kemudi pembangunan menuju ke BanyuwangiMantan anggota DPR RI dari PKB yang sekarang terpilih sebagai bupati Banyuwangi ini bertekad menjadikan Kota Blambangan sebagai kawasan yang patut dilirik investor.
"Sudah saatnya kita memutar arah kemudi pembangunan menuju ke timur (Banyuwangi), jangan semata-mata ke barat (Surabaya dan sekitarnya)," terang Anas dalam bincang-bincangnya dengan wartawan, Kamis (13/9/2012).
Untuk menyambut itu, Anas menyatakan bahwa Banyuwangi melakukan pembenahan dan bekerja keras memperbaiki diri, seperti pembenahan sektor pariwisata dan peningkatan kualitas sumber daya manusianya
Sejumlah industri besar yang telah menaruh kepercayaannya dengan mendirikan pabrik di Banyuwangi, antara lain, PT Semen Gresik Tbk dan PT Semen Bosowa hingga pertambangan emasnya.
Bahkan Kementerian BUMN juga menyiapkan pembangunan pabrik gula modern dan terbesar se-Indonesia di Banyuwangi dengan kapasitas giling 10.000 ton tebu per hari. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi, Anas menyiapkan 600 hektar yang akan dijadikan kawasan industri.
Selain masuknya industri raksasa, dua maskapai penerbangan juga telah beroperasi untuk menghubungkan Surabaya dengan Banyuwangi. Setelah Merpati Airlines, giliran Wing Air yang melayani untuk bisa menikmati keindahan panorama maupun bagi yang menanamkan investasi di Banyuwangi.
Mulai 20 September, Wings Air akan resmi menggarap rute Surabaya-Banyuwangi dan Banyuwangi-Surabaya. Penerbangan dilakukan setiap hari. Wings Air akan berangkat dari Bandara Internasional Juanda Surabaya pukul 09.30 WIB dan tiba di Bandara Banyuwangi pukul 10.20 WIB. Adapun keberangkatan dari Banyuwangi pukul 10.45 WIB dan tiba di Surabaya pukul 11.35 WIB.
Sedangkan Merpati Airlines rute Surabaya-Banyuwangi pukul 13.40 WIB dan Banyuwangi-Surabaya pukul 15.00. Merpati juga menggarap rute ini setiap hari. "Artinya, untuk sampai Banyuwangi dari Surabaya hanya butuh waktu 50 menit. Ini bukti perekonomian Banyuwangi semakin meningkat," ujar Anas.
Selain Bandara Banyuwangi, perekonomian timur Jatim juga ditopang oleh keberadaan Pelabuhan Tanjung Wangi. Pelabuhan ini terus dibenahi, termasuk dengan pemanjangan dermaga. Pelabuhan Tanjung Wangi di Banyuwangi ini diharapkan bisa menjadi tempat bagi perusahaan yang berbasis maupun mengincar kawasan timur Indonesia.
"Selain memangkas biaya distribusi karena tak harus ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, pengembangan pelabuhan di kawasan timur Jatim ini bisa memeratakan perputaran ekonomi," jelas Anas.
Anas menambahkan, pembangunan infrastruktur berdampak signifikan bagi perekonomian masyarakat. Selain bandara dan pelabuhan, pemerintah juga tengah menyiapkan double track Banten-Banyuwangi. Banyuwangi sendiri tahun ini memperbaiki sekitar 300 kilometer jalan raya, terutama untuk membuka akses di kawasan-kawasan yang jauh dari pusat kota.
"Infrastruktur jadi kunci perekonomian masyarakat, karena itu mari bersama-sama membenahi infrastruktur," ujarnya.
Anas yakin, dengan infrastruktur yang memadai di Banyuwangi akan bisa menjadi pendorong kabupaten lain di kawasan timur Jatim, maupun warga Banyuwangi sendiri. Sehingga Banyuwangi bisa menjadi pusat pertumbuhan baru di kawasan timur.
"Selama ini pembangunan ekonomi masih berpusat di Surabaya dan sekitarnya. Sekitar 70 persen penyaluran kredit ada di Surabaya, Malang, Gresik, dan Sidoarjo," ujarnya.
Posisi penyaluran kredit di Banyuwangi sendiri per Juni 2012 mencapai Rp 5,3 triliun, tumbuh sekitar 33 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan 33 persen ini melampaui pertumbuhan rata-rata nasional yang hanya sekitar 25,8 persen.
"Banyuwangi kini menjadi kota tujuan investasi ketiga di Jatim. Investor ke Banyuwangi itu seperti masuk ke warung nasi padang. Silakan makan, pilih menu sendiri, kenyang baru bayar," pungkas Anas.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar