![]() |
Gunung Raung terlihat dari kejauhan |
Kawahnya yang berbentuk lonjong dengan kepulan asap di beberapa tempat dan warna kuning dari belerang di pinggiran kawahnya membuat perpaduan yang indah pandangan mata. Hawa yang sejuk dan lereng gunung yang berupa hutan asli rimbun kehijauan diselimuti kabut menambah eksotis suasana di pagi hari.
Dari Jakarta ke Gunung Ijen bisa ditempuh melalui kota Surabaya atau Denpasar, Bali dari Kota Bondowoso dan Banyuwangi. Kendaraan off road dibutuhkan disini karena jalannya terjal dan banyak yang rusak, berbatu. Memakan waktu sekitar tiga jam perjalanan dari kota kabupaten terakhir tersebut. Jarak yang ditempuh sekitar 80 kilometer ke pos akhir Paltuding. Di Paltuding juga ada penginapan sederhana yang dikelola Departemen Kehutanan dengan tarip Rp 100.000 per kamar per hari. Dari Paltuding perlu waktu dua jam untuk naik ke kawahnya dengan berjalan santai.
![]() |
Penambang belerang di Kawah Ijen. |
![]() |
Seorang wisatawan asing membawa keranjang belerang di Kawah Ijen |
![]() |
Kawah Ijen warna hijau tosca |
Kalau ingin melihat api biru dari belerang yang mengeluarkan sinarnya di kawah Gunung Ijen harus berangkat mendaki dini hari sekitar pukul 03.00 WIB dari pos Paltuding. Perlu membawa senter dan wisatawan tidak perlu khawatir sendirian naik gunung pada dini hari. Karena jam-jam tersebut juga waktu penambang belerang untuk berangkat kerja. Melihat api biru adalah puncak pesona uniknya kawah Gunung Ijen, karena api biru secara alami terlihat warnanya hanya di malam hari sebelum matahari terbit. Perlu turun dengan jalan terjal ke penggiran kawahnya untuk melihat api biru.
Untuk penginapan yang lebih bagus bisa menginap di wisma milik PTP XII di perkebunan Belawan dan Jampit yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari Paltuding. Menginap di wisma PTP ini pengunjung juga sekalian bisa melihat proses pemetikan kopi sampai proses pengeringan di pabrik. Mencium bau bunga kopi yang berwarna putih seperti harum aroma melati dan melihat buah kopi yang berwarna merah di sepanjang jalan ke perkebunan membawa juga keasyikan sendiri. (Asita DK Suryanto)
sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar