Perkembangan pembangunan waduk Bajulmati di kabupaten Banyuwangi dan Situbondo, Jawa Timur
kini mencapai 40persen. Keberadaan waduk ini sangat strategis,
selain berfungsi untuk pertanian dalam mendukung program penyediaan air
irigasi, juga untuk memenuhi kebutuhan air bersih di pelabuhan Banyuwangi
dan warga setempat.
"Air Waduk Bajulmati dibangun pada lahan seluas 115,5 ha diperuntukkan demi peningkatan penyediaan irigasi dalam upaya menunjang intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian seluas 1.800 ha" ungkap Ir. Amos Sangka Sp, PPK Waduk Bajulmati Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas di Surabaya, Rabu (11/7).
Juga, lanjut Amos, penyediaan air baku untuk air bersih sebesar 50 liter per detik untuk melayani 18.000 kepala keluarga (KK) dan 60 liter per detik untuk pelabuhan dan pengembangan industri di Banyuwangi.
Menurutnya, Banyuwangi dan Situbondo merupakan dua kabupaten penghasil beras di Jawa Timur. Namun wilayah tersebut belum dikembangkan secara maksimal karena masalah keterbatasan air yakni pada musim hujan, air langsung terbuang ke laut. Saat musim kemarau kekurangan air.
Karena itu, pembangunan waduk Bajulmati diharapkan dapat meningkatkan produksi beras, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Juga untuk kebutuhan industri di wilayah Banyuwangi Utara yang kini mengalami pertumbuhan industri yang sangat pesat, tambahnya.
"Air Waduk Bajulmati dibangun pada lahan seluas 115,5 ha diperuntukkan demi peningkatan penyediaan irigasi dalam upaya menunjang intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian seluas 1.800 ha" ungkap Ir. Amos Sangka Sp, PPK Waduk Bajulmati Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas di Surabaya, Rabu (11/7).
Juga, lanjut Amos, penyediaan air baku untuk air bersih sebesar 50 liter per detik untuk melayani 18.000 kepala keluarga (KK) dan 60 liter per detik untuk pelabuhan dan pengembangan industri di Banyuwangi.
Menurutnya, Banyuwangi dan Situbondo merupakan dua kabupaten penghasil beras di Jawa Timur. Namun wilayah tersebut belum dikembangkan secara maksimal karena masalah keterbatasan air yakni pada musim hujan, air langsung terbuang ke laut. Saat musim kemarau kekurangan air.
Karena itu, pembangunan waduk Bajulmati diharapkan dapat meningkatkan produksi beras, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Juga untuk kebutuhan industri di wilayah Banyuwangi Utara yang kini mengalami pertumbuhan industri yang sangat pesat, tambahnya.
![]() |
Ir. Amos Sangka Sp |
Sumber dana pembangunan waduk berasal dari
pinjaman luar negeri JBIC IP 505 sebesar Rp 15,15 miliar untuk pembangunan
tahap 1 dan Rp 153 miliar untuk pembangunan tahap 2 yang berasal dari APBN.
“Pembangunan dilaksanakan mulai Agustus tahun 2006 dengan membuat terowongan pengelak. Kami optimis pembangunan bendungan akan selesai pada pada tahun 2012,” paparnya.
Pekerjaan yang dilakukan pada tahun 2012, pekerjaan galian main spillway, pondasi maindam, grounting maindam dan spillway, jalan inspeksi, gedung serta fasilitas lainnya. Pembangunan waduk Bajulmati juga memiliki pembangkit micro hydropower sebesar 340 kilowatt. Pembangkit tersebut dapat digunakan sebagai penerangan lingkungan setempat.
“Pembangunan dilaksanakan mulai Agustus tahun 2006 dengan membuat terowongan pengelak. Kami optimis pembangunan bendungan akan selesai pada pada tahun 2012,” paparnya.
Pekerjaan yang dilakukan pada tahun 2012, pekerjaan galian main spillway, pondasi maindam, grounting maindam dan spillway, jalan inspeksi, gedung serta fasilitas lainnya. Pembangunan waduk Bajulmati juga memiliki pembangkit micro hydropower sebesar 340 kilowatt. Pembangkit tersebut dapat digunakan sebagai penerangan lingkungan setempat.
AIR WADUK BAJULMATI BISA PATOK INDUSTRI WONGSOREJO
![]() |
waduk Bajulmati beberapa waktu lalu. |
Pembangunan
waduk Bajulmati di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, tidak hanya bermanfaat
untuk mengairi lahan pertanian. Beroperasinya waduk Bajulmati itu akan
mendukung suksesnya rencana pelaksanaan pembangunan kawasan industri di
Kecamatan Wongsorejo.
Air
waduk Bajulmati ternyata bisa mengairi daerah irigasi seluas 1.800 hektare
(ha). Selain lahan padi, juga dapat mengairi lahan palawija yang ada di
Kecamatan Wongsorejo, dan sebagian lahan di Kecamatan Banyuputih, Situbondo.
Waduk itu akan berfungsi sebagai penyedia air bersih untuk kebutuhan warga
Kecamatan Wongsorejo.
Dalam
setiap detik, air bersih dari waduk yang berlokasi di daerah perbatasan
Banyuwangi-Situbondo itu bisa mencapai 110 liter. Tidak hanya untuk kebutuhan
air bersih warga, kebutuhan air industri juga bisa disuplai dari waduk
Bajulmati. Untuk kebutuhan industri, waduk mampu menyuplai air dengan debit 60
liter per detik.
Saat
ini, Pemkab Banyuwangi sedang merancang pembangunan kawasan industri seluas 600
ha hingga 1000 ha di Kecamatan Wongsorejo. Pembangunan kawasan industri
itu dilakukan untuk mengurangi disparitas wilayah selatan dan utara. “Untuk
mengurangi disparitas, maka kita dorong wilayah utara sebagai kawasan
industri,” tegas Bupati Abdullah Azwar Anas.
Karena
itu, Bupati Anas minta dukungan masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan
Kalipuro dan Wongsorejo untuk menyukseskan rencana industrialisasi di dua
kecamatan itu. Jika industri tumbuh di Kecamatan Kalipuro dan Wongsorejo, maka
jumlah kemiskinan yang ada di wilayah itu bisa
ditekan. “Sekarang, angka kemiskinan tertinggi ada di Kecamatan Kalipuro dan Wongsorejo,” ungkap Bupati Anas.
ditekan. “Sekarang, angka kemiskinan tertinggi ada di Kecamatan Kalipuro dan Wongsorejo,” ungkap Bupati Anas.
Disparitas
wilayah utara dan selatan terjadi, karena kesuburan tanah yang jauh berbeda.
Banyuwangi selatan, lahannya sangat subur dan mudah pengembangan sektor
pertanian. Sementara di daerah Banyuwangi utara, lahannya tandus dan
pertumbuhan sektor pertanian lamban. Karena itu, untuk menggenjot pertumbuhan
ekonomi berjalan seimbang antara utara dan selatan maka harus di dorong sektor
industri.
Untuk
itu, mantan anggota DPR RI itu meminta partisipasi masyarakat Kecamatan
Kalipuro dan Wongsorejo ikut menciptakan kondisi aman dan nyaman bagi
investasi. Kalau iklim investasi aman dan nyaman, maka investor akan datang di
dua kecamatan itu. Jika investasi tumbuh, maka rakyat yang ada di dua kecamatan
ini akan mendapat berkah melimpah.
Lapangan
pekerjaan akan terbuka lebar untuk meningkatkan kesejahteraan. Sebaliknya,
lanjut Bupati Anas, jika iklim investasi tidak aman, maka investor akan lari
Banyuwangi. “Jika investasi lagi, maka rakyat Banyuwangi yang akan rugi,”
cetusnya. Sejumlah investor, tambah dia, sudah siap untuk datang ke Banyuwangi.
Karena itu, niat investor harus didukung rakyat Banyuwangi agar investasi bisa
direalisasikan.
sumber : PUnews, Kabarbanyuwangi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar