Arus kedatangan kapal di Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi mengalami peningkatan cukup tajam. Hanya saja, keterbatasan dermaga di pelabuhan ini jadi kendala.
Pelabuhan di ujung selatan Propinsi Jawa Timur ini hanya memiliki satu dermaga sepanjang 518 meter. Dermaga yang hanya bisa disandari 3 kapal besar itu belakangan sudah mampu menampung peningkatan jumlah kapal.
Bangun Swastanto, GM (General Manager) Pelabuhan Tanjungwangi yang baru menjabat akhir tahun lalu, berhasil meningkatkan kinerja bawahan dan menambah pengguna jasa pelabuhan. Hampir tiap hari pelabuhan ini padat aktifitas bongkar muat barang kapal, baik itu beras impor, semen, pupuk, dan batu split.
Untuk beras impor, informasinya Perum Bulog telah mendatangkan 70.000 ton dari India dan Vitnam dengan 5 kapal, dan masih akan mendatangkan lagi dengan 9 kapal dalam tahun ini, melalui pelabuhan ini. Sedang dari batu split, menurut Manager Operasi dan Komersial Pelabuhan Tanjungwangi, Sudarsono, pendapatan pelabuhan ini t bisa mencapai Rp 700 juta dalam tempo 2 bulan. Pihaknya telah menjalin ikatan kontrak dengan pengusaha batu split ini hingga Desember 2012.
Menurut Sudarsono, karena padatnya antrian kapal akibat keterbatasan dermaga di Pelabuhan Tanjungwangi, bongkar muat batu split ini sempat ‘lari’. ke pelabuhan lain, meski pihak pengusaha sebenarnya sangat ingin bongkar muat di Banyuwangi. Beruntung pihak Pelabuhan Tanjungwangi bisa mengatasi persoalan itu, sehingga bongkar muat batu split kembali dilakukan di pelabuhan ini.
Masih tentang batu split, kalau dari Austalia dan Malaysia juga jadi masuk di Pelabuhan Tanjuwangi, tentu pelabuhan ini lebih ramai lagi. Apalagi kalau bongkar muat batubara dan klinker (campuran semen) juga masuk, dermaga tambahan jadi sangat dibutuhkan. “Kalau tambahan itu masuk, sementara dermaga belum tambah, tentu kami lebih kalang kabut,” kata Sudarsono, sembari menambahkan kalau target pendapatan Pelabuhan Tanjungwangi tahun ini sebesar Rp 16,5 milyar, dan sudah tercapai Rp 10 milyar lebih.
Mengenai kepadatan antrian kapal di pelabuhan ini sempat mengudang kedatangan Menteri BUMN Dahlan Iskan secara tiba-tiba beberapa waktu lalu. Dahlan, saat itu, sempat meminta agar PT Pelindo III Tanjungwangi memberikan pelayanan 24 jam setiap hari. Padahal, sebagaimana dikatakan Humas PT Pelindo III, Edi Priyanto, belum lama ini, sejak dulu Pelabuhan Tanjungwangi telah memberikan pelayanan 24 jam seriap hari. Akan tetapi, lanjutnya, justru kesiapan gudang Bulog sebagai pengguna jasa pelabuhan yang dimaksud hanya sampai jam 20.00.
‘Sejak dulu kami sudah buka 24 jam, tapi kesiapan gudang Bulog hanya sampai jam 20.00,” tukas Edi. Dan mengenai kebutuhan dermaga tambahan di Pelabuhan Tanjungwangi, lanjut Edi, sekarang ini sedang dibangun oleh pemerintah.
Perlu dilketahui, pembangunan dermaga tambahan di Pelabuhan Tanjungwangi dulu ketika era Dirjen Hubla Soenaryo sempat hendak diserahkan ke PT Pelindo III, dengan alasan pemerintah tidak punya dana. Dirut PT Pelindo III, Djarwo Surjanto, saat itu telah menyatakan siap. Namun, proyek itu kini kembali dikerjakan pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar