Komunitas Surfing Indonesia menggelar Kontes Surfing Pro-Amatir Indonesia (Indonesia Pro-Amateur Surfing Championship) di Pulau Merah, Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu, 14 April 2012. Sebanyak 80 kontestan dari Jawa dan Bali bersaing menaklukkan ombak laut selatan.
Hubungan masyarakat panitia pelaksana, Zaenal Arifin, mengatakan pro-amatir merupakan divisi kedua di mana kontestan memiliki ranking selancar di atas nomor 30 secara nasional. Kontes dibuka untuk tiga kelas, yakni kelas open untuk semua umur hingga 26 tahun, kelas di bawah usia 14 tahun, dan kelas untuk peselancar perempuan. "Kelas profesional yang ranking 1 hingga 30 tidak boleh ikut kontes," kata dia, Sabtu, 14 April 2012.
Setiap peselancar mendapat durasi waktu 15 menit untuk mengambil ombak terbaiknya. Penilaian juri berdasarkan pada permainan peselancar meliputi trik, manuver, kecepatan, dan kekuatan. Dari masing-masing kelas akan diambil tiga terbaik untuk berlaga di tahap final pada Ahad besok, 15 April 2012.
Menurut Zaenal, kontes selancar baru pertama kali digelar di Banyuwangi. Pulau Merah dipilih karena memiliki ombak tak kalah bagus dari Bali. Bahkan ombak surfing Pulau Merah bisa didapatkan setiap hari. "Di tempat-tempat lain, ombak surfing biasanya musiman," kata dia.
Dengan demikian, Zaenal menambahkan, kontes ini sekaligus untuk mempromosikan Pulau Merah, yang terletak 70 kilometer dari pusat kota, sebagai tujuan peselancar tingkat nasional dan dunia.
Salah seorang kontestan, Komang Ari, 17 tahun, mengatakan ombak di Pulau Merah tidak kalah bagus dengan di Bali untuk berselancar. "Ini baru pertama kali saya surfing di Pulau Merah," kata peselancar asal Bali ini.
Komang yang sudah enam tahun menjadi peselancar ini tertarik mengikuti kontes untuk mendapatkan pengalaman dan sebagai bentuk sportivitas dengan peselancar lainnya.
Kontes selancar tersebut menyedot perhatian dari warga sekitar untuk menonton. Bahkan tidak sedikit wisatawan asing yang berdatangan. Mereka berjubel di pinggir pantai untuk menyaksikan kontes yang baru pertama kali diadakan di daerah mereka itu.
Acara juga dimeriahkan dengan pertunjukan tari Kuntulan yang dimainkan pelajar. Tak segan para penari tersebut mengajak para peselancar untuk joget bersama di pantai.
Sumber : tempo
Hubungan masyarakat panitia pelaksana, Zaenal Arifin, mengatakan pro-amatir merupakan divisi kedua di mana kontestan memiliki ranking selancar di atas nomor 30 secara nasional. Kontes dibuka untuk tiga kelas, yakni kelas open untuk semua umur hingga 26 tahun, kelas di bawah usia 14 tahun, dan kelas untuk peselancar perempuan. "Kelas profesional yang ranking 1 hingga 30 tidak boleh ikut kontes," kata dia, Sabtu, 14 April 2012.
Setiap peselancar mendapat durasi waktu 15 menit untuk mengambil ombak terbaiknya. Penilaian juri berdasarkan pada permainan peselancar meliputi trik, manuver, kecepatan, dan kekuatan. Dari masing-masing kelas akan diambil tiga terbaik untuk berlaga di tahap final pada Ahad besok, 15 April 2012.
Menurut Zaenal, kontes selancar baru pertama kali digelar di Banyuwangi. Pulau Merah dipilih karena memiliki ombak tak kalah bagus dari Bali. Bahkan ombak surfing Pulau Merah bisa didapatkan setiap hari. "Di tempat-tempat lain, ombak surfing biasanya musiman," kata dia.
Dengan demikian, Zaenal menambahkan, kontes ini sekaligus untuk mempromosikan Pulau Merah, yang terletak 70 kilometer dari pusat kota, sebagai tujuan peselancar tingkat nasional dan dunia.
Salah seorang kontestan, Komang Ari, 17 tahun, mengatakan ombak di Pulau Merah tidak kalah bagus dengan di Bali untuk berselancar. "Ini baru pertama kali saya surfing di Pulau Merah," kata peselancar asal Bali ini.
Komang yang sudah enam tahun menjadi peselancar ini tertarik mengikuti kontes untuk mendapatkan pengalaman dan sebagai bentuk sportivitas dengan peselancar lainnya.
Kontes selancar tersebut menyedot perhatian dari warga sekitar untuk menonton. Bahkan tidak sedikit wisatawan asing yang berdatangan. Mereka berjubel di pinggir pantai untuk menyaksikan kontes yang baru pertama kali diadakan di daerah mereka itu.
Acara juga dimeriahkan dengan pertunjukan tari Kuntulan yang dimainkan pelajar. Tak segan para penari tersebut mengajak para peselancar untuk joget bersama di pantai.
Sumber : tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar