CAKTO, BECAK MOTOR BANYUWANGI

Cakto, becak motor ala Banyuwangi
Becak. Angkutan ini masih banyak kita jumpai di Banyuwangi. Tapi di kota besar becak terpinggirkan. Sebagai angkutan umum, daya jelajah becak sangat terbatas karena semata mengandalkan kekuatan otot pengayuhnya. Karena itu dianggap kurang manusiawi.

Di sisi lain, sepeda motor tua, khususnya yang bermesin 2Tak, senasib becak, keberadaannya tergerus oleh kehadiran motor baru yang lebih keren modelnya dan mesinnya lebih ramah lingkungan.

Namun ide yang kreatif menyatukan sejoli senasib ini. Sinergi keduanya ternyata berbuah nilai tambah. Becak rosok dan motor tua membawa berkah dan rejeki bagi pengemudinya. Mobilitas becak meningkat, digerakkan motor tua, membuat si pengemudi tidak perlu tergantung kekuatan ototnya lagi. Bukankah ini yang dinamakan tumbu oleh tutup ?


Di daerah atau negara lain modifikasi antara becak dan motor juga ada. Umumnya digunakan untuk mengangkut orang. Di Banyuwangi, banyak dijumpai di kecamatan Genteng, lebih difungsikan sebagai angkutan barang. Tidak perlu dipoles cantik, yang penting mesinnya tidak ngadat, sudah menghasilkan peces bagi pemiliknya.
Cakto, becak motor ala Banyuwangi


Kalau sudah begini, namanya apa yang tepat? Becak bukan, sepeda motor bukan. Di daerah lain ada yang menyebut Betor, becak bermotor. Bagaimana kalau kita sebut Cakto saja ? 
Cakto, becak motor ala Banyuwangi
Diperlukan keterampilan khusus untuk mengendarai Cakto






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
Adbox

@templatesyard